Jumat, Juni 25, 2010

TARI BEDOYO


Tari Bedoyo 'Harjuno Wijoyo', yang merupakan kreasi Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sabtu (17/4) malam dipentaskan dalam peringatan hari ulang tahun atau 'Tinggalan Dalem' Raja Kraton Yogyakarta yang ke-64 dalam hitungan tahun Masehi atau ke-66 dalam hitungan kalender Jawa. Tarian ini ditarikan oleh sembilan perempuan cantik dalam balutan baju tradisional Kraton, dengan dilakukan secara lembut dan penuh makna di Bangsal Kencono, Kraton Yogyakarta. Dua di antara sembilan penari itu adalah putri Sultan HB X, yaitu GKR Pembayun dan GKR Condrokirono.

"Kraton menggelar syukuran Tinggalan Dalem Sultan HB X yang salah satunya menampilkan Tari Bedoyo yang merupakan gagasan dan kreasi beliau," kata penggede Kraton Yogyakarta KGPH Hadiwinoto yang menjadi Ketua Panitia Tingalan Dalem ke-64 Sri Sultan HB X di nDalem Joyokusuman Yogyakarta, Sabtu (17/4) malam, sebelum acara dimulai.

Gusti Hadi menyatakan, Tari Bedoyo tersebut merupakan tari ketiga yang diciptakan oleh Sultan HB X. "Tari Bedoyo 'Harjuno Wijoyo' adalah tarian terbaru yang diciptakan oleh Sultan, setelah dua tari lain yakni 'Arjuno Wiwoho' (1997) dan 'Angurwo Bumi' (2004) yang dibuatnya dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.

Menurutnya, untuk memahami betul apa yang menjadi makna tarian bedoyo bukan dari gerak tariannya, melainkan dari tembang yang dinyanyikan oleh para sindennya.

"Karena penari bedoyo sama sekali tak berkomunikasi, hanya melakukan gerakan tarian saja selama kurang lebih 60 menit," ungkapnya seraya menyatakan bahwa pekerjaan yang diemban penari budaya pastilah sangat berat.

Sementara GBPH Yudhaningrat mengungkapkan bahwa makna tari bedoyo 'Harjuno Wijoyo' kurang lebih adalah, sebagai seorang lelaki yang telah mencapai kesempurnaan, tugas selanjutnya adalah 'Memayu Hayuning Bawana'.

"Hal tersebut disimbolkan dalam tiga tirta yakni tirta martani atau air sebagai zat untuk hidup, tirta kamandanu sebagai tempat air sperma dan indung telur, dan tirta prawito sari yang mampu memancarkan kewibawaan seseorang," paparnya.

Selain mementaskan Tari Bedoyo 'Harjuno Wijoyo', acara Tingalan Dalem juga diwarnai dengan pemberian hadiah dari tiga seniman Yogya kepada Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X. Para pelukis tersebut adalah Prof. Srihadi, Prof. Sardono W Kusumo, serta Minto Widodo kepada Sultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar